Ada yang mengira bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan sesuatu yang baru, dan baru ditemukan pada kurikulum merdeka. Padahal pembelajaran berdiferensiasi ini adalah sebuah kreatifitas dalam mengajar dan keingingan yang tak pernah ketinggalan zaman. Lalu apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi? Berikut penjelasannya.
Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda. Pembelajaran berdiferensiasi ini pertama kali diperkenlakan oleh Carol Ann Tomlinson, Dia adalah seorang pendidik, penulis dan pembicara berkebangsaan Amerika Serikat.
Ciri
Menurut Tomlinson, pembelajaran berdiferensiasi berbeda dengan pembelajaran pada umumnya. Ciri pembelajaran berdiferensiasi yaitu:
- Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada kompetensi dasar pembelajaran.
- Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik kemudian dimasukan kedalam strategi pembelajaran.
- Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa secara mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok berdasarkan modalitas belajar, dll.
- Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru. Pembelajaran berdiferensiasi ini berpusat kepada siswa.
Tujuan
Setelah mengetahui ciri dalam pembelajaran berdiferensiasi, tentu kita juga harus mengetahui tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi. Secara umum, pembelajaran berdiferesnsiasi bertujuan untuk mengakomodasi minat belajar peserta didik dengan memerhatikan minat belajar, kesiapan belajar, dan preferensi belajar.
Secara khusus, tujuan pembelajaran berdiferensiasi yaitu untuk membantu semua peserta didik dalam belajar, meningkatkan motivasi dan hasil belajar, menjalin hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik, membantu peserta didik menjadi pelajar yang mandiri, dan meningkatkan kepuasan guru.
Contoh keragaman di dalam kelas
Seorang guru, saat memasuki kelas tentu akan menemukan berbagai karakteristik dari peserta didik. Di dalam satu kelas, peserta didik memiliki latar belakang dan lingkungan yang berbeda, selain itu, kecerdasan, potensi, keterampilan, serta gaya belajarnya pun juga berbeda.
Oleh sebab itu, di dalam pembelajarannya guru harus mampu memfasilitasi keragaman karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik. Cara memfasilitasinya yaitu melalui pembelajaran yang berdiferensiasi.
Teori Pendukung
Munculnya pembelajaran berdiferensiasi ini dilatar belakangi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi lingkungan, kecerdasan, perkembangan serta gaya belajara peserta didik yang berbeda-beda.
Menurut Bronfenbrenner, perkembangan individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus menerus mempengaruhi segala aspek perkembangan. Artinya, lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan individu dari peserta didik.
Selain lingkungan, kecerdasan juga melatar belakangi munculnya pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Gardner, kecerdasan merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Dalam setiap individu memiliki delapan kecerdasan dalam tingkatan yang berbeda, kedelapan kecerdasan tersebut meliputi kecerdasan verbal, logis, spasial, kinestetik, musik, intrapersonal, interpersonal, dan natural.
Peserta didik juga memiliki perkembangan yang berbeda, ada yang dapat menyelesaikan tugasnya secara mandiri dengan baik, ada juga yang dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik apabila dibantu oleh pendamping atau orang dewasa yang lebih tahu. Hal ini juga melatar belakangi pembelajaran berdiferensiasi, faktor ini dinamakan dengan zone of proximal Development atau disingkat jadi ZPD.
Terakhir yaitu gaya belajar. Peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah VAK, yaitu Visual, Auditori dan Kinestetik. Beberapa peserta didik mungkin gaya belajarnya dominan visual, sedangkan yang lainnya mungkin auditori atau kinestetik. Perbedaan gaya belajar ini perlu difasilitasi yaitu melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Referensi:
Marlina. 2020. Strategi Pembelajaran Berdoferensiasi di Sekolah Inklusi. Padang Afifa Utama
Modul PPG Prajbatan 2022
Wikipedia.com. 12 Oktober 2022. Carol Ann Tomlinson. Dikases pada tanggal 20 Februari 2023, dari https://en.wikipedia.org/wiki/Carol_Ann_Tomlinson.
0 komentar